Komunikasi dengan berbahasa Jawa krama saat ini semakin memudar. Semakin hari semakin sedikit masyarakat Jawa yang mau menggunakan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan keluarga. Bahasa jawa yang digunakan anak usia sekolah dasar sering terpengaruh lingkungan sehingga bahasanya menjadi bercampur dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan masih banyak anak yang mulai meninggalkan sopan santun dan pembiasaan berbahasa Jawa krama di lingkungan keluarga. Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya agar bahasa jawa krama tetap lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembiasaan berbahasa Jawa krama anak sekolah dasar (SD). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua dan anak SD di di Desa Wonosoco Kabupaten Kudus. Teknik pengumpulan data dilakukan meliputi teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan berbahasa Jawa krama mengajarkan anak untuk mencintai budaya serta membangun identitas bangsa. Pembiasaan berbahasa Jawa krama yang dilakukan anak menjadikan anak mengerti akan tata krama sehingga menghasilkan suatu perilaku sopan santun. Nilai dalam bahasa Jawa mengajarkan tentang unggah-ungguh atau sopan santun. Cara pembiasaan berbahasa jawa krama pada anak yaitu dengan cara pembiasaan dalam berkomunikasi sehari-hari, pembiasaan berbahasa Jawa krama sejak dini, menanamkan sikap sopan santun dalam berbahasa Jawa, dan melatih bersikap sopan santun dalam berperilaku.
CITATION STYLE
Natanti, S. E., Pratiwi, I. A., & Fardani, M. A. (2023). Nilai Karakter Sopan Santun Dalam Pembiasaan Berbahasa Jawa Anak Usia Sekolah Dasar di Lingkungan Keluarga. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(2), 554–559. https://doi.org/10.31949/educatio.v9i2.4712
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.