Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi produksi umbi bawang merah asal true shallots seed (TSS) pada musim hujan (off-season). Tujuan penelitian ialah menentukan kerapatan tanaman yang sesuai untuk produksi umbi beberapa varietas bawang merah dari TSS. Penelitian dilakukan di lahan petani di dataran rendah Cirebon, dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011. Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok pola faktorial, dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama ialah tanaman asal TSS beberapa varietas bawang merah, yaitu Allium ascalonicum cv. Maja, Bima, dan Tuk-Tuk sebagai pembanding. Faktor kedua ialah kerapatan tanaman, yaitu 100 dan 150 tanaman per m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara varietas dan kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS. Varietas dan kerapatan tanaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bawang merah asal TSS, tetapi berpengaruh terhadap jumlah tanaman yang dapat dipanen umbinya. Varietas Tuk-Tuk sebagai pembanding dan kerapatan tanaman yang tinggi (150 tanaman per m2) menunjukkan jumlah tanaman yang dapat dipanen paling sedikit. Hasil umbi kering asal TSS paling tinggi diperoleh pada A. ascalonicum cv. varietas Maja dengan kerapatan 100 tanaman/m2, yaitu sebesar 5,15 t/ha. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengguna untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas umbi bawang merah pada musim hujan.
CITATION STYLE
Sumarni, N., Sopha, G. A., & Gaswanto, R. (2012). Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan. Jurnal Hortikultura, 22(1), 23. https://doi.org/10.21082/jhort.v22n1.2012.p23-28
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.