Komunikasi Politik Identitas K.H. Ma’ruf Amin sebagai Strategi Depolarisasi Agama pada Kontestasi Demokrasi Pilpres 2019

  • Mujab S
  • Irfansyah A
N/ACitations
Citations of this article
196Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Ketika Joko Widodo mengumumkan K.H Ma’ruf Amin menjadi pendampingnya sebagai calon wakil presiden pada pilpres 2019, muncul pertanyaan apakah pemimpin berusia lanjut, tradisional, dan lowprofile mampu menjawab dinamika politik yang sedang terjadi di Indonesia. Ternyata personal branding Ma’ruf Amin menjadi alasan bagi Joko Widodo untuk memilihnya. Diskusi brand ditawarkan oleh Lilleker dan Jackson serta Busby dan Cronshaw. Lilleker dan Jackson menyoroti tantangan yang ditimbulkan personal branding bagi partai-partai tradisional, sedangkan Busby dan Cronshaw mengeksplorasi kemungkinan yang terbuka untuk bentuk-bentuk baru mobilisasi politik dan branding partisipasi. Salah satu unsur penting dalam komunikasi politik adalah aktor politik. Di antara langkah aktor politik adalah personal branding. Dengan demikian, menjadi penting menguak komunikasi politik identitas Ma’ruf Amin pada kontestasi demokrasi Pilpres 2019. Dengan menggunakan metode penelitian fundamental literature riview, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mampu tidaknya komunikasi politik identitas Ma’ruf Amin menarik simpati di hadapan branding partisipasi politik 212 pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2019. Hasil penelitian menunjukkan, personal branding Ma’ruf Amin sebagai tokoh Islam ternyata belum mampu menarik simpati di hadapan branding partisipasi politik 212 yang berbasis Islam.

Cite

CITATION STYLE

APA

Mujab, S., & Irfansyah, A. (2020). Komunikasi Politik Identitas K.H. Ma’ruf Amin sebagai Strategi Depolarisasi Agama pada Kontestasi Demokrasi Pilpres 2019. Warta ISKI, 3(01), 54–66. https://doi.org/10.25008/wartaiski.v3i01.46

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free