Kekeringan agro-hidrologi dapat diartikan sebagai kekurangan air permukaan, air tanah dan mencukupi untuk tanaman dan kebutuhan masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Sejauh ini belum ada indeks kekerigan agro-hidrologi yang menggabungkan faktor iklim, air permukaan, dan air bawah permukaan tanah. Penelitian ini merumuskan sebuah indeks bahaya kekeringan (Ibk) sebagai indikator kekeringan agro-hidrologi. Model yang dikembangkan dari kombinasi curah hujan musim kering, kedalaman air tanah, jarak sumber air, tekstur tanah dan indeks ketersediaan air bagi tanaman dengan menggunakan metode penginderaan jauh dan GIS. Indeks bahaya kekeringan agro-hidrologi yang telah dikembangkan adalah Ibk= (0.33CH) + (0.27KAT) + (0.20SA) + (0.13T) + (0.0WSVI) dengan hasil validasi model menunjukkan kemiripan yang tinggi kekeringan di lapangan.
CITATION STYLE
Syarif, M. M., Barus, B., & Effendy, S. (2013). PENENTUAN INDEKS BAHAYA KEKERINGAN AGRO-HIDROLOGI: STUDI KASUS WILAYAH SUNGAI KARIANGO SULAWESI SELATAN. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 15(1), 12. https://doi.org/10.29244/jitl.15.1.12-19
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.