Semua orang yang dibaptis dipangil untuk menjadi kudus. Panggilan kepada kekudusan dilihat sebagai sebuah “exodus” dari dari sendiri. “Exodus” dalam arti bahwa seseorang harus dapat meninggalkan segala meuju segala, kata St Yohanes dari Salib. Pertanyaannya, bagaimana supaya seseorang bisa “exodus”? Bagaimana seseorang bisa tahu jalan menunju ke puncak gunung? Menjawab pertanyaan ini, kita berangkat dari ajaran St Yohanes dari Salib tentang pembimbing rohani. Dalam perjalanan menunju kekudusan diperlukan kehadiran seorang pembimbing rohani. Pembimbing rohani, hadir sebagai pemandu menuju ke puncak gunung. Puncak dari perjalanan jiwa adalah persatuan dengan Allah.
CITATION STYLE
Lektawan, F. K., & Dinata Alnija, M. (2023). Peran Mistagogi dalam Spiritualitas Santo Yohanes dari Salib. Jurnal Filsafat Dan Teologi Katolik, 7(1), 50–63. https://doi.org/10.58919/juftek.v7i1.58
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.