Benarkan Prempuan Bekerja dan Berpendidikan Mmpengaruhi Tingkat Perceraian? Kasus Jawa Barat

  • Hendajany N
  • Suaesih A
N/ACitations
Citations of this article
38Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Tingginya tingkat perceraian menjadi sesuatu yang berdampak besar. Fenomena perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi disinyalir sebagai pemicu tingginya perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi terhadap tingkat perceraian yang terjadi di Jawa Barat. Data diambil dari Susenas 2018 dengan memilih responden adalah wanita yang telah menikah. Variable dependen dalam bentuk dummy, dimana 1 untuk wanita yang bercerai dan 0 untuk wanita yang tidak. Kategori cerai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cerai hidup. Variabel independen yang diambil adalah pendidikan, status pekerjaan, dan usia pernikahan pertama. Pendidikan dibuat dalam bentuk variabel dummy, 1 untuk pendidikan SMP ke bawah. Status pekerjaan dibuat dalam bentuk dummy, 1 untuk wanita karir (bekerja). Sedangkan variabel perkotaan diambil sebagai kontrol dalam model. Metode analisis yang digunakan selain OLS (Ordinary Least Square) adalah Probit dan Logit. Hasil menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja memberi kecenderungan meningkatkan kemungkinan terjadinya perceraian, juga wanita dengan pendidikan yang lebih rendah cenderung menurunkan kemungkinan terjadinya perceraian. Usia pernikahan dini memperlihatkan meningkatnya kecenderungan terjadinya perceraian.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hendajany, N., & Suaesih, A. (2020). Benarkan Prempuan Bekerja dan Berpendidikan Mmpengaruhi Tingkat Perceraian? Kasus Jawa Barat. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 271. https://doi.org/10.24843/jekt.2020.v13.i02.p05

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free