Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pada Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia adalah mengenai status gizi balita. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, diketahui prevalensi stunting menurun dari 27,7% pada tahun 2019 kemudian pada tahun 2021 menjadi 24,4%. Sedangkan prevalensi underweight meningkat pada tahun 2021 menjadi 17% yang sebelumnya pada tahun 2019 adalah 16,3%. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kekurangan gizi adalah melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Sasaran dalam pemberian makanan tambahan adalah balita kelompok usia 6-59 bulan. Pengabdian masyarakat ini ingin memantau konsumsi pemberian makanan tambahan pada balita dengan masalah gizi di Kelurahan Kebon Baru, melakukan penyuluhan pada orang tua balita dan melakukan penilaian status gizi dengan indikator keberhasilan yaitu peningkatan berat badan pada balita. Kemudian ditemukan hasil yaitu masih ada balita dengan masalah gizi yang belum mendapatkan makanan tambahan berupa proten, masih ada PMT yang tidak dihabiskan oleh balita selama satu bulan pemberian makanan tambahan, dan ditemukan terdapat PMT yang dikonsumsi tidak hanya oleh balita tapi juga anggota keluarga lainnya. Terdapat peningkatan pengetahuan pada orang tua balita setelah penyuluhan. Ada peningkatan status gizi balita berdasarkan BB/U yaitu dari status kurang (underweight) menjadi normal sebelum dan sesudah pemberian PMT.
CITATION STYLE
Sinaga, E. S., Rasyid, I. A., Mubarok, M. R., Sudharma, N. I., & Nolia, H. (2023). Pemantauan Konsumsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dalam Meningkatkan Berat Badan Balita Dengan Masalah Gizi. ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(1), 1–8. https://doi.org/10.32509/abdimoestopo.v5i2.2236
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.