Penelitian ini bertujuan untuk persentase tepung cangkang telur yang tepat pada pengolahan mie basah terhadap karakteristik mie basah yang dihasilkan sesuai dengan syarat mutu mie basah menurut SNI 2046-90. Penelitian ini mengolah cangkang telur menjadi tepung lalu selanjutnya diolah kembali menjadi mie basah untuk memanfaatkan cangkang telur yang hanya menjadi limbah dimasyarakat, karena cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia.Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu perlakuan A (Tepung Cangkang Telur 7,5% per Berat Bahan), B (Tepung Cangkang Telur 15% per Berat Bahan), C (Tepung Cangkang Telur 22,5% per Berat Bahan), D (Tepung Cangkang Telur 30% per Berat Bahan), dengan berat bahan 250 gram tepung terigu. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung cangkang telur terhadap karakteristik mie basah yang dihasilkan diantaranya yaitu kadar kalsium, kadar air, kadar abu dan organoleptik (Rasa, Warna, Aroma, dan Tekstur). Hasil karakteristik mie basah terbaik dari penelitian ini yaitu pada perlakuan A dengan penambahan tepung cangkang telur 7,5% per berat bahan yang menghasilkan nilai kadar kalsium 0,32%, nilai kadar air 19,33%, nilai kadar abu 1,30%, nilai rasa 3,70, nilai warna 4,50, nilai aroma 3,40 dan nilai tekstur 3,50.
CITATION STYLE
Asviani, T., & Ninsix, R. (2017). PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK MIE BASAH YANG DIHASILKAN. JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN, 6(1), 38–47. https://doi.org/10.32520/jtp.v6i1.100
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.