Istana Maimoon terdiri dari dua lantai yang dibagi menjadi tiga bagian, salah satunya ruang induk (Balairung). Di ruang Balairung terdapat Singgasana yang didominasi oleh warna kuning. Di atas singgasana sultan itu terdapat lampu kristal bergaya Eropa yang menerangi singgasana. Pengaruh yang sama muncul pada perabotan istana seperti kursi, meja, lemari, jendela dan pintu menuju ke balairung. Balairung digunakan sebagai tempat Sultan menerima tamu dan sanak saudara serta tempat penobatan Sultan Deli. Penelitian ini menggunakan pendekatan histori dan pendekatan estetika. Pendekatan histori akan menyangkut pembahasan tentang asal-usul bentuk istana dan perkembangan fungsionalnya sejak didirikan hingga sekarang. Pendekatan estetika akan menyangkut pembahasan tentang bentuk pada ornamen interior Balairung, bagaimana bentuk tersebut ditampilkan sehingga bisa menarik perhatian dan memiliki ciri khas yang unik?. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Istana Maimun dan interiornya serta elemen pengisi ruang di dalamnya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh estetika bentuk yang berasal dari budaya Melayu Deli dan budaya tradisional tertentu yang ada di indonesia tetapi juga dipengaruhi oleh estetika bentuk dari kebudayaan Eropah.
CITATION STYLE
Irwansyah, I. (2017). ANALISIS ORNAMEN INTERIOR PADA RUANG BALAIRUNG ISTANA MAIMOON MEDAN. PROPORSI : Jurnal Desain, Multimedia Dan Industri Kreatif, 3(1), 21–32. https://doi.org/10.22303/proporsi.3.1.2017.21-32
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.