ANALISIS DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI KABUPATEN EMPAT LAWANG

  • Zelharsandy V
N/ACitations
Citations of this article
220Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia produktif yaitu < 20 tahun, yang dianggap sebagai usia seorang perempuan belum siap secara fisiologis dan psikologis (mental belum siap dan mengerti tentang hubungan seks sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan able secara utuh (tidak semata-semata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan able reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan cara non-probability yaitu secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan informan sebanayak 5 orang yang terdiri 3 informan yang mengalami dampak kesehatan reproduksi, 1 informan ahli kebidanan dan 1 informan ahli gizi. Pengumpulan data indepth interview (Synchronous Interview) dan menggunakan analisis Miles dan Humbermen. Hasil penelitian didapatkan bahwa informan ibu  mengalami masalah kesehatan reproduksi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara biologis alat-alat reproduksi masih dalam proses menuju kematangan pada remaja yang berusi < 20 tahun, sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bagi janinnya.   Marriage young is a marriage carried out under the productive age of 20 years, which is considered the age of a woman who is not physiologically and psychologically ready (mentally not ready and understanding about sex so that it will cause prolonged psychological trauma in the child's soul which is difficult to heal) . Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being (not merely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system, as well as its functions and processes). The purpose of this study is to analyze the impact of early marriage on reproductive health. The method used is qualitative research with a phenomenological approach with a non-probability method, namely purposive sampling. This study used 5 informants consisting of 3 informants who experienced reproductive health impacts, 1 obstetrician and 1 nutritionist. Data collection using In-depth interview (Synchronous Interview) and using Miles and Humbermen analysis.  The results of the study found that mothers who married young experienced reproductive health problems. The conclusion of this study is that biologically the reproductive organs are still in the process of reaching maturity in adolescents aged < 20 years, so they are not ready to have sex with the opposite sex, especially if they get pregnant and then give birth. If it is forced, it will cause various health problems for both the mother and the fetus.

Cite

CITATION STYLE

APA

Zelharsandy, V. T. (2022). ANALISIS DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI KABUPATEN EMPAT LAWANG. Jurnal Kesehatan Abdurrahman, 11(1), 31–39. https://doi.org/10.55045/jkab.v11i1.136

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free