Produsen telur umumnya masih melakukan kegiatan penyortiran telur berdasarkan bobotnya secara tradisional. Proses pemisahan ini mengakibatkan kesalahan jumlahnya dalam proses pemisahan telur selain itu juga membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu, proses ini memiliki permasalahan lainnya dimana ayam petelur menjadi stres karena keberadaan peternak di lokasi yang dapat menurunkan kualitas hingga kuantitas produk telur yang dihasilkan ayam petelur. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dimanfaatkanlah dua mekanisme conveyor. Conveyor pertama adalah roller conveyor digunakan untuk mengangkut telur dari kandang ke lokasi lainnya yang sudah ditentukan sekaligus berfungsi sebagai pengumpan telur yang masuk dan keluar sekaligus memindahkannya secara otomatis ke prototipe mesin sortasi. Mesin terdiri dari microcontroller yang berfungsi sebagai pusat kendali timbangan dan mekanisme separator. Telur yang keluar dari conveyor kedua adalah belt conveyor dimana telur masuk ke timbangan, dan diberhentikan oleh servo stopper. Setelah selesai ditimbang, servo stopper membuka gate dan telur diarahkan ke sekat pemisah yang terhubung dengan sensor berat kemudian membuka sekat yang akan membuat telur akan masuk pada jalur yang telah ditentukan sesuai dengan bobotnya melalui servo selector. Berdasarkan hasil pengujian prototipe yang telah dilakukan mekanisme ini memerlukan waktu berkisar 10-11 detik untuk mengumpulkan dan memisahkan telur melalui tiga jalur kategorial yang telah ditetapkan sebagaimana pada perencanaan awal.
CITATION STYLE
Siahaan, I. H., Jonoadji, N., & Chandra, A. (2022). Pemanfaatan Roller dan Belt Conveyor pada Pembuatan Prototipe Mesin untuk Proses Sortasi Telur. Jurnal Teknik Mesin, 19(2), 40–44. https://doi.org/10.9744/jtm.19.2.40-44
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.