Kesantunan berbahasa telah menempati tempat sentral dalam kehidupan sosial studi bahasa; bahkan telah menjadi bahan perdebatan intensif di sosiolinguistik dan pragmatik. Novel Tabula Rasa mengangkat dari dua latar belakang Negara dan masa yang berbeda yaitu Rusia dan Indonesia serta masa orde baru dan reformasi. Kesantunan linguistik dapat didefinisikan sebagai cara bahasa digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan pertimbangan terhadap perasaan dan keinginan lawan bicara, untuk menciptakan dan menjunjung tinggi hubungan interpersonal (disebut perilaku politik), dan untuk mematuhi aturan untuk apa masyarakat. atau budaya seseorang menganggap perilaku yang tepat. Penelitian bertujuan menganalisis tuturan dalam percakapan novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala yang mengandung maksim kesopanan. Metode Penelitian Kualitatif Deskriptif dan menggunakan metode pengumpulan data baca catat. Dari hasil peneitian didapatkan 14 data tuturan dan 15 maksim dengan tujuh kategorinya yaitu : (1) maksim kebijakan dua tuturan, (2) maksim kedermawaan 2 tuturan, (3) maksim pujian tiga tuturan, (4) maksim kerendahan hati dua tuturan (5) maksim kesepakatan empat tuturan, (6) maksim simpati satu tuturan dan (7) maksim pertimbangan satu tuturan. Dari satu bab novel Tabula Rasa didapatkan data 14 tuturan dengan 15 maksim dan 7 jenis maksim kesopanan. Penentuan percakapan yang ditulis untuk tokoh sangat menarik untuk dianalisis karena dapat mendapatkan sudut pandang penulis dalam mengekspresikan tokoh-tokohnya.
CITATION STYLE
Ismiyati, I. (2022). ANALISIS KESANTUNAN TUTURAN DALAM NOVEL TABULA RASA KARYA RATIH KUMALA. PRASASTI: Journal of Linguistics, 7(1), 38. https://doi.org/10.20961/prasasti.v7i1.52568
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.