Abstrak. Tulisan ini merupakan kajian tentang “balung buto”, sebuah mitos atau kepercayaan masyarakat yang menghuni wilayah penemuan fosil-fosil purba di Jawa. Penelitian ini difokuskan di Situs Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia untuk memahami pola pikir dan persepsi masyarakat penghuni situs dalam memandang keberadaan fosil yang banyak ditemukan di sekitar lahan tegalan atau pekarangan mereka. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam pada masyarakat yang tinggal di Sangiran. Hasil penelitian menunjukkan walaupun saat ini sudah semakin ditinggalkan dan tidak lagi diturunkan pada generasi muda, namun mitos “balung buto” masih mempengaruhi pola pikir dan perilaku kalangan tertentu yang mempercayainya. Hal tersebut secara langsung ataupun tidak berdampak pada pencarian fosil dan pelestarian situs.Abstract. This article is a study on ‘balung buto’ (which means giant’s bone), a myth or belief shared by the communities that live in areas where prehistoric fossils are found in Java. The study is focused at the World Heritage Site of Sangiran to understand the way of thinking and perception of the inhabitants around the site in viewing the existence of fossils, which are found in abundance on their agricultural fields or house yards. The method used here is insightful interview with the people who live at Sangiran. The study reveals that although believed by less and less people and no longer inherited to the young generation, there are some people who still believe the myth. To them the myth of ‘balung buto’ still influences their pattern of thoughts and behaviour so that directly or indirectly it has impacts on fossil-collecting behaviour and site preservation.
CITATION STYLE
Handini, R. (2015). Balung Buto dalam Persepsi Masyarakat Sangiran: Antara Mitos dan Fakta. KALPATARU, 24(1), 61. https://doi.org/10.24832/kpt.v24i1.63
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.