Jenis penelitian kualitatif pendekatan etnografi. Tujuan penelitian memberikan catatan dan dokumentasi atas bentuk dan makna tata rias pengantin Keraton, Sumenep Legha. Rias wajah pengantin wanita menggunakan conda’ dan godhek. Keduanya menggunakan kaco’ di dahi dan sanggul malang yang dihias rangkaian bunga (Rambai ganggung, rengpereng dan Tongcontong/duk remmek) dan aksesoris (Peces, Jamang, Soroy/ jungkat, dan Coconduk/Cunduk Mentul). Busana pengantin wanita Legha/kemben, dan Sarong songket/samper bine, Odhet, Sabbu’ dan Rape’, perlengkapannya selop. Busana pengantin laki-laki Celana Lake, Rape’, Lok elokan dan Sabbu’, perlengkapannya selop dan keris dihias to’or. Keduanya menggunakan bunga buntal di bagian pinggang. Perhiasan kedua pengantin: Kalung Kalamangga (Kolomonggo), Klap Bahu dan Ghelleng. Pada kuping pengantin perempuan menggunakan Kerabu/Anting-anting. Pengantin laki-laki menggunakan Puspa Karma (Jangoleng) di kupingnya dan Renteng Melati di bahu.Tata rias wajah dan rambut pada pengantin pria memiliki kesan gagah (seorang raja), pengantin putri berkesan cantik dan anggun (ratu). Tampilan busana dan perhiasan memiliki makna religis dan simbol-simbol pengakuan kebesaran, kemurahan dan pengharapan/doa-doa untuk sepasang pengantin kepada Tuhan Yang Maha Esa
CITATION STYLE
Asnawi, S. F. (2018). REVITALISASI TATA RIAS PENGANTIN KERATON SUMENEP (PENGEMBANGAN MATERI MATA KULIAH TATA RIAS PENGANTIN INDONESIA). Sosial Budaya, 15(2), 91. https://doi.org/10.24014/sb.v15i2.6600
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.