Psychological well-being merupakan suatu kondisi dimana remaja mampu mencapai fungsi psikologis yang optimal sebagai hasil pengalaman hidup yang diperolehnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi psychological well-being adalah evaluasi terhadap pengalaman hidup seperti pola asuh yang diberikan orangtua, salah satunya yaitu pola asuh otoritatif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengasuhan otoritatif dengan psychological well-being pada remaja. Penelitian ini melibatkan 154 remaja di Pekanbaru yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala psikologi yakni Psychological Well-Being Scale oleh Ryff (1996) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,924 dan skala pola asuh otoritatif berdasarkan teori Baumrind (1991) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,931. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dan psychological well-being pada remaja berada pada kategori tinggi. Hasil analisis korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,656 serta sumbangan efektif pola asuh otoritatif terhadap psychological well-being sebesar 0,43 atau 43% yang berarti terdapat hubungan positif antara pola asuh otoritatif dengan psychological well-being pada remaja. Artinya semakin baik pola pengasuhan otoritatif yang diterapkan orangtua maka semakin baik pula psychological well-being pada diri remaja.
CITATION STYLE
Lestari, Y. I. (2022). Pola Asuh Otoritatif dan Psychological Well-Being Pada Remaja. Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi, 3(2), 80. https://doi.org/10.24014/pib.v3i2.16914
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.