Konsep kota kompak merupakan perbaikan dari konsep kota yang berkembang secara sporadis atau urban sprawl (Wunas, 2011). Kota Bekasi sebagai Kota besar yang terletak di konstalasi metropolitan JABODETABEK belum diterapkan konsep pembangunan kota kompak secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk Merumuskan Strategi Penerapan Kota Kompak Berdasarkan Pola Urban Compactness di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dalam menentukan faktor faktor kekompakan Kota Bekasi, dari faktor faktor tersebut ditentukan tingkat kekompakannya menggunakan metode klasifikasi sturgess, kemudian tingkat kekompakan tersebut dipolakan dengan menggunakan ArcGIS 10.2 yang kemudian dilakukan Overlay untuk mengetahui pola spasial kekompakan yang akan dirumuskan strategi penerapan kota kompak berdasarkan pola spasial dari tingkatan faktor faktor yang telah diperoleh. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat klasifikasi lima kluster kekompakan di Kota Bekasi yaitu; Kluster I merupakan kluster yang struktur kota nya telah mencerminkan kompak, Kluster II merupakan kluster yang telah memiliki struktur kompak dengan konsep Mixed Use Zoning dikarenakan adanya jalur KKOP, Kluster III merupakan kluster yang mempunyai pondasi untuk membentuk struktur kompak namun belum ada perencanaan yang matang menuju struktur kompak, Kluster IV merupakan kluster yang mempunyai ciri kekompakan namun belum meiliki pondasi kota kompak, dan Kluster merupakan Kluster dengan kecenderungan sprawl dimana kepadatan permukiman termasuk rendah dan penggunaan lahan yang belum terkonsentrasi secara efisien dengan konsep yang mendekati kompak. Hasil perumusan strategi penerapan kota kompak di Kota Bekasi menghasilkan luaran sebagai berikut; Kluster I penggunaan Lahan yang telah cukup konkret ditingkatkan dengan penambahan fasilitas perbelanjaan meski telah terpenuhi untuk tetap menjaga ke stabilitasan pemenuhan kebutuhan kota sehari hari, Kluster II merupakan kluster yang dilewati oleh Jalur KKOP sehingga pembangunan Mixed Use Zoning diharpkan mampu membuat Strukutr Kota Kluster II menjadi lebih kompak, Kluster III pembangunan Mixed Use Zoning sebagai bangkitan untuk pembangunan Mixed Use Building, Kluster IV konsep Pembangunan Mixed Use Building dengan memperhatikan lingkungan terutama daerah penyangga sempadan TPA Bantar Gebang, serta Kluster V masih bersifat sprawl namun telah memiliki ciri perkotan diharpkan dengan adanya pemanfaatan lahan yang intensif d…
CITATION STYLE
Aisyah, A. N., & Ariastita, P. G. (2018). Strategi Penerapan Kota Kompak Berdasarkan Pola Urban Compactness di Kota Bekasi. Jurnal Teknik ITS, 6(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v6i2.24448
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.