Saat ini jumlah pelaku agroindustri teh rakyat di Jawa Barat semakin menurun. Sebagai contoh, agroindustri teh rakyat di Kabupaten Cianjur pada tahun 2015 yang terdapat di Kecamatan Sukanagara hanya tinggal enam unit dari 11 unit, Kecamatan Takokak hanya ada 11 unit dari 38 unit, dan Kecamatan Campaka tidak ada lagi agroindustri teh rakyat yang berdiri padahal beberapa tahun yang lalu terdapat tiga unit agroindustri teh rakyat. Kondisi tersebut terjadi juga di daerah lain, seperti di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, saat inipun hanya agroindustri milik Kelompok Tani Barokah yang masih tetap bertahan (dari empat agroindustri yang ada di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung). Beberapa faktor penentu tetap bertahannya agroindustri teh rakyat, dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu terhadap staf Dinas Perkebunan, ketua dan wakil ketua kelompok tani, general manager agroindustri teh rakyat, petani pemasok, dan perangkat Desa. Data sekunder dikumpulkan dari dokumen yang ada di instansi terkait dan jurnal. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, keberlanjutan keberadaan usaha agroindustri teh rakyat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kemampuan pelaku agroindustri teh rakyat dalam: 1) memenuhi persediaan bahan baku (pucuk teh), 2) mengelola keuangan yang dimiliki, 3) mengelola organisasi, 4) melakukan diferensiasi produk, 5) memperluas jaringan informasi dan konektivitas dengan instansi terkait, 6) kontinyuitas dalam memenuhi permintaan pasar, dan 7) kontinyuitas dalam menjaga mutu
CITATION STYLE
Patimah, L., & Trimo, L. (2019). Beberapa Faktor Penentu Keberlanjutan Usaha Agroindustri Teh Rakyat. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 7(1), 11. https://doi.org/10.25181/jaip.v7i1.780
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.