Studi ini menaruh perhatian pada refleksi filosofis etika eudaimonia Aristoteles dalam hubungannya dengan penderitaan manusia. Penderitaan dan kebahagiaan adalah dua problem eksistensial milik manusia. Aristoteles memandang kebahagiaan (eudaimonia) sebagai tujuan (telos) terakhir manusia. Ia menyebut kebahagiaan sebagai kebaikan tertinggi (summum bonum). Baginya kebahagiaan itu hanya bisa dicapai jika setiap individu bertindak baik (bonum). Di hadapan realitas penderitaan, Aristoteles menawarkan etika eudaimonia sebagai dasar untuk menyikapinya. Penderitaan bisa diatasi sejauh manusia menampilkan sikap solider dan berbuat baik bagi sesama. Inilah kebaikan yang terarah kepada kebaikan bersama (bonum commune). Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah kualitatif dengan cara studi kepustakaan. Studi ini menemukan, etika eudaimonia Aristoteles tetap relevan dan justru mendapatkan aksentuasinya di hadapan realitas penderitaan dan rasa sakit, terutama di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 ini.
CITATION STYLE
Febriano, Y. (2022). Bencana, Penderitaan, dan Kebahagiaan (Suatu Refleksi Filosofis Atas Penderitaan Manusia Di Tengah Bencana Dalam Perspektif Etika Eudaimonia Aristoteles). Forum, 51(1), 27–42. https://doi.org/10.35312/forum.v51i1.392
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.