Semua aktivitas manusia, termasuk olahraga, penuh dengan risiko atau bahaya. Seiring dengan meningkatnya aktivitas olahraga meningkat pula risiko atau bahaya tersebut. Sekecil apa pun risiko atau bahaya yang ada dalam aktivitas olahraga, jika diabaikan atau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh dan tidak dapat dikendalikan sepenuhnya akan menimbulkan kecelakaan dengan segala akibat yang merugikan manusia, di antaranya cedera.Cedera yang terjadi pada waktu seseorang melakukan aktivitas fitness, latihan, atau pertandingan olahraga, — kemudian disebut cedera olahraga — meliputi sistem muskulosekeletal. Ada dua tipe cedera olahraga, yaitu: cedera akut dan cedera kronis. Patah tulang, memar, robek ligamen, robek otot atau tendo, lecet, dan tergores adalah beberapa contoh cedera akut, sedangkan stress fractures, tendinitis, dan epifisitis atau apofisitis merupakan sebagian contoh cedera kronis.Menurut teori keselamatan, kecelakaan (cedera) itu dapat dicegah atau dihindari. Untuk mencegah terjadinya cedera olahraga secara akurat, orang harus tahu penyebabnya. Agar kejadian serupa tidak terulang kembali, penyebab terjadinya kecelakaan (cedera) harus dihilangkan atau dikendalikan. Teori model ekologi mengatakan kecelakaan terjadi karena ada interaksi yang dinamis antara dua faktor, yaitu faktor manusia (intrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Oleh sebab itu, penanganan terhadap faktor penyebab terjadinya kecelakaan (cedera) harus dilakukan secara terpadu, artinya kedua-duanya harus mendapatkan perhatian.Kata kunci : cedera olahraga, model ekologi.
CITATION STYLE
Sukarmin, Y. (2015). CEDERA OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF TEORI MODEL EKOLOGI. MEDIKORA, (1). https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4702
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.