Dalam keseharian sirkulasi kehidupan manusia khususnya keseharian rumah tangga manusia melakukan 2 kegiatan yaitu produksi (pemakaian) dan juga melakukan pengluaran atau pembuangan. Seperti halnya di Desa Blederan yang selain memiliki kepadatan penghuni yang cukup banyak juga mengalami sirkulasi pembuangan yang cukup banyak pula. Permasalahan datang bukan dari jumlah kalkulasi limbah setiap harinya tetapi terdapat pada wadah atau tempat pembuangan limbah di area Desa Blederan ini, karena 75% dari mayoritas penduduk disini membuang limbah industri rumah tanggan dan limbah kotoran mereka langsung ke Empang (tempat pemeliharaan ikan) mereka. Himbauan dari pengurus desa disini sebenarnya sudah bertahun-tahun lalu memberitahukan bahwa pembuatan tempat khusus pembuangan limbah itu sangat penting. Akan tetapi kabanyakan warga di Desa Blederan masih beranggapan membuat sebuah wadah untuk limbah itu hal yang merepotkan dan tidak berguna, ditambah ada anggapan kotoran dan sisa-sisa limbah bias menjadi penganti pakan ikan didalam empang mereka. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pencemaran seperti, tercemarnya air bersi, tercemarnya aliran menuju sungai, dan yang terakhir tercemarnya udara segar dikawasan empang dan sekitarnya.Oleh sebab itu dalam perencanaan ini saya mengalangkan perancangan septic komunal ramah lingkungan untuk setiap 5 rumah dengan uraian titik lokasi yang sesuai serta dengan system terkontrol agar memudahkan dan menyamankan setiap penghuni rumah.
CITATION STYLE
Nuha, U. (2020). PENERAPAN SISTEM SEPTICK KOMUNAL SEBAGAI PENGOLAHAN LIMBAH RAMAH LINGKUNGAN DI DESA BLEDERAN WONOSOBO. Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 2(1), 179–187. https://doi.org/10.32500/jebe.v2i1.1473
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.