Usahatani padi dengan sistem organik bukan merupakan hal baru dalam komoditas padi. Pasca Revolusi Hijau yang akhir-akhir ini dirasakan dampak negatifnya, telah banyak menggugah kesadaran petani akan pentingnyasistem pertanian organik yang lebih ramah lingkungan. Namun demikian, peralihan dari sistem usahatani padi yang konvensional menuju ke sistem usahatani padi organik tidak dengan mudah diterima petani. Isu kerusakan ekosistem sawah tidak begitu saja mengubah perilaku petani untuk beralih ke sistem usahatani organik. Minimnya pengetahuan petani akan sistem usahatani padi organik, memperlambat laju peralihan dari usahatani padi konvensional ke usahatani padi oganik. Tantangan menjadi semakin berat tanpa adanya insentif yang berarti bagi para petani padi organik karenaperbedaan harga yang diterima petani antara padi organik dan kovensional hanya berbeda sedikit. Alih-alih menambah jumlah petani dan luas lahan sawah yang ditanamai padi dengan sistem organik, petani yang telah menggunakan sistem organik setelah berhitung secara ekonomi banyak yang kembali beralih ke sistem konvensional. Berbagai paradoks persoalan usahatani padi organik ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan berpikir sistem (system thinking) dalam suatu struktur diagram kausalitas. Masih diperlukan upaya yang lebih keras dan masif untuk meningkatkanproduksi organik dari aspek luas lahan dan petaninya terutama pada aspek sosial dan ekonomi yang secara langsung dialami oleh para petani.
CITATION STYLE
Heryanto, M. A., Sukayat, Y., & Supyandi, D. (2016). MODEL PERILAKU PETANI DALAM ADOPSI SISTEM USAHATANI PADI ORGANIK: PARADOKS SOSIAL-EKONOMI-LINGKUNGAN. Sosiohumaniora, 18(2). https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i2.9951
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.