Abstract: Speaking in tongues in the chruch service together has become a controversy for a long time. Some considered it as a positive thing because of its special gift. Otherwise, many views of its contemporary as negatively, doubted it as from God. This article is a literature research with a qualitative approach using an exposition methode on 1 Corinthians 14. The aim of this research is to show clearly Pauline conception of speaking in to tongue amid the church service teogether. The conclusion is that speaking in tongue must be followed by a gift of interpreting, in order to edify people. Thus, the gift shall be useful amid God’s church. Abstrak: Penggunaan bahasa lidah dalam ibadah bersama telah lama menjadi sesuatu yang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya sebagai sesuatu hal positif sebab dianggap sebagai salah satu dari karunia rohani yang istimewa. Akan tetapi, tidak sedikit yang memandang negatif karena meragukan bahasa lidah kontemporer memang berasal dari Tuhan. Artikel ini merupakan penelitian literatur dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode eksposisi pada 1 Korintus 14. Tujuannya, untuk menunjukkan konsep Paulus tentang bahasa lidah dalam ibadah bersama sesuai dengan teks 1 Korintus 14. Kesimpulannya, bahasa lidah dalam ibadah bersama haruslah diikuti dengan karunia menafsirkan bahasa lidah, agar jemaat dapat dibangun. Dengan demikian karunia dapat berfungsi dalam gereja Tuhan.
CITATION STYLE
Sitanggang, M. H. (2017). Bahasa Lidah dalam Ibadah Bersama Berdasarkan I Korintus 14. DUNAMIS: Jurnal Penelitian Teologi Dan Pendidikan Kristiani, 2(1), 45. https://doi.org/10.30648/dun.v2i1.127
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.