Lontar taru pramana merupakan salah satu lontar pengobatan. Keberadaan tanaman obat yang termuat dalam lontar tersebut, seiring perkembangan jaman semakin ditinggalkan. Hal ini juga akan berimplikasi pada kebertahanan kosakata tanaman obat tersebut. Oleh karenanya perlu diperlukan kajian terhadap kebertahanan kosakata tersebut. Teori yang yang dipergunakan adalah teori pemertahanan bahasa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, kebertahanan kosa kata tanaman obat tradisional dalam lontar taru pramana di Desa Padangaji masih cukup bertahan. Dari 156 tanaman obat tradisional yang tercantum dalam teks lontar taru pramana, 102 jenis tanaman diketahui oleh masyarakat Padangaji, namun kebertahanan penggunaan tanaman obat tradisional dalam lontar taru pramana di Desa Padangaji sudah tidak bertahan. Hal ini dikarenakan dari 156 jenis tanaman obat yang ada dalam lontar taru pramana, hanya 40 tanaman yang diketahui kegunaannya oleh masyarakat Padangaji atau hanya 25 %. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan dunia kesehatan. Kebertahanan kosa kata tanaman obat tradisional dalam naskah lontar taru pramana tidak berkaitan erat dengan kebertahanan penggunaan tanaman obat tradisonal di desa tersebut.Walaupun penggunaannya sudah tidak bertahan, namun kosa kata tanaman obat masih bertahan di tengah masyarakat Padangaji.
CITATION STYLE
Widiantana, I. K. (2022). Kebertahanan Kosa Kata Tanaman Obat Tradisional dalam Lontar Taru Pramana di Desa Padangaji, Kecamatan Selat, Karangasem. Dharma Sastra: Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Daerah, 2(2), 103–111. https://doi.org/10.25078/ds.v2i2.1874
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.