Persentase penduduk lansia tertinggi terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%). Perubahan struktur dan fungsi tubuh mengakibatkan penyerapan zat gizi tergangggu dan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh seingga mudah terserang infeksi. Morbiditas penduduk lansia akibat infeksi cenderung meningkat. Berdasarkan prasurvei pada lansia buruh gendong, 96,8% memiliki morbiditas tinggi. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konsumsi energi, konsumsi protein, dan status gizi dengan morbiditas lansia buruh gendong Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan Januari hingga april 2014, menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain Cross-sectional. Besar sampel dalam penelitian ini sejumlah 60 responden lansia yang berprofesi sebagai buruh gendong dan termasuk dalam paguyuban Yasanti. Pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dalam penelitian ini meliputi tingkat konsumsi energi, protein, dan status gizi. Kemudian menganalisis distribusi dari masing-masing variabel, dan hubungan antar variabel menggunakan uji statistik Chisquare dan melihat besarnya risiko dengan Ratio Prevalens (RP). Dari 60 responden, 45 responden (75%) tingkat morbiditas tinggi dan 15 responden (25%) tingkat morbiditasnya rendah. Secara statistik, seluruh variabel memiliki p> α,tingkat konsumsi energi (p = 0,668 RP 0,854 (95% CI : 0,609-1,209) tingkat konsumsi protein (p = 1,000 RP 1,000 95% CI: 0,557-1,796), status gizi (p = 0,881 RP=1,069 95% CI:0,800-1,430). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan status gizi dengan tingkat morbiditas lansia buruh gendong.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Tutstsintaiyn, R. (2018). Hubungan antara tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan status gizi dengan tingkat morbiditas lansia buruh gendong di pasar induk tradisional Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat, 8. https://doi.org/10.22146/bkm.37477