Latar Belakang: Peristiwa Bendungan ASI yang diakibatkan oleh pengeluaran air susu yang tidak mudah, sebab bayi tidak kerap menyusu pada bundanya. Bendungan ASI merupakan bendungan yang terjalin pada kelenjar buah dada oleh sebab perluasan serta tekanan dari produksi serta penampungan ASI. Bendungan ASI terjalin pada hari ke 3-5 sehabis persalinan (Kemenkes RI, 2013). Riset ini bertujuan untuk mengenali aspek-aspek yang pengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas Tahun 2022. Riset analitik dengan pendeketan cross sectional, dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2022, ilustrasi yang diambil merupakan 37 responden serta melaksanakan pengumpulan informasi lewat penyebaran kuisioner yang berisi persoalan serta berikutnya diisi oleh responden. Metode: Pengolahan data yang dilakukan berupa data univariat dan bivariat menggunakan metode Chi-Square. Hasil: Berdasarkan 37 Responden didapatkan hasil bahwa ibu nifas yang beresiko mengalami bendungan ASI lebih besar pada kelompok posisi menyusui tidak benar 24 orang (73.9%), pada kelompok pengetahuan kurang baik 17 orang (84.4%), pada kelompok tidak melakukan perawatan 20 orang (90.0%), pada kelompok frekuensi menyusuinya tidak benar ternyata lebih besar 20 orang (90.0%). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian ASI dan perawatan pada ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI, serta tidak ada hubungan antara posisi menyusui dan pengetahuan ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI.
CITATION STYLE
Ariandini, S., Kusmiati, M., Yusnia, N., & Rahmawati, A. (2023). Faktor-faktor yang mempengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas. Journal of Public Health Innovation, 3(02), 157–163. https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.717
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.