DAMAI DI KOTA AMOY: KONTESTASI, INTEGRASI DAN RESOLUSI KONFLIK ETNIS DI KOTA SINGKAWANG

  • Dodik Kariadi R
N/ACitations
Citations of this article
16Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstractPeace in a multiethnic and multicultural society becomes very important because the seeds of conflict are always a frightening specter. In the study of social science conflict in society becomes a study that is continuously discussed and sought solutions to solutions so that it is important to be studied further. One of them can be seen in the sphere of life of the multi-ethnic Singkawang city community. Therefore, the long-term goal of this research is to determine the extent to which the existing ethnic contestation, integration and conflict resolution are able to maintain peace in the city. This study uses qualitative research methods with two stages, namely the hermeneutical analysis stage and phenomenological methods. Through this method, the data obtained will be more in-depth. Data collection is done by interviews, observation, questionnaires and documentation. Singkawang became a stronghold when there was an ethnic conflict in the surrounding city. This is because the Singkawang community is very open with immigrant ethnicity and without suspicion of immigrant ethnicities. Inter-ethnic conflict resolution conducted in the city of Singkawang is the contribution of the ideas of each community to live in peace. The Singkawang city government always coordinates to prevent conflicts of opinion between officials. In every activity the city of Singkawang always involves a variety of ethnicities and does not see differences in religion, ethnicity. Inter-ethnic friendships upheld in the city of Singkawang will bring about peace in this city. Interestingly in this study there was no contestation in the city of Singkawang because each ethnic group maintained and worked together in community life. The Singkawang city government is also trying to reduce the hoaxes that are developing in the community. The results of interviews conducted with Dayak traditional leaders and representatives of Kesbanglinmas also stated that it was very important to foster peace without inter-ethnic suspicion. Each ethnic group must be able to sit together in the event of a conflict and return to Pancasila and the 1945 Constitution which regulates the State of Indonesia. The conflict in West Kalimantan that has passed has become a very valuable lesson so that each ethnic group can tolerate each other without any suspicion.Keywords: Contestation, Integration and Conflict Resolution. AbstrakKedamaian dalam masyarakat multietnis dan multikultural menjadi suatu yang sangat penting karena bibit konflik selalu menjadi suatu momok yang menakutkan. Dalam kajian ilmu sosial konflik dalam masyarakat menjadi menjadi kajian yang terus menerus dibahas dan dicarikan solusi pemecahannya sehingga penting untuk dikaji lebih lanjut. Salah satunya dapat dilihat dalam lingkup kehidupan masyarakat kota Singkawang yang multietnik. Karena itu, tujuan jangka panjang dari penelitian ini  ialah untuk mengetahui sejauh mana kontestasi, integrasi dan resolusi konflik etnis yang ada mampu menjaga terciptanya kedamaian di kota Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan dua tahapan, yakni tahapan analisis hermeneutik dan metode fenomenologis. Melalui metode tersebut, data yang diperoleh akan lebih mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Singkawang menjadi benteng ketika terjadi benturan antar etnis di kota sekitarnya. Hal ini karena masyarakat Singkawang sangat terbuka dengan etnis pendatang dan tanpa kecurigaan terhadap etnis pendatang. Resolusi konflik antar etnis yang dilakukan di kota Singkawang adalah sumbangan ide masing- masing masyarakat untuk hidup damai. Pemerintahan kota Singkawang selalu melakukan koordinasi untuk mencegah benturan pendapat antar pejabat. Dalam setiap kegiatan kota Singkawang selalu melibatkan berbagai macam etnis dan tidak memandang perbedaan agama, etnis. Persahabatan antar etnis yang dijunjung tinggi di kota Singkawang akan mewujudkan perdamaian di kota ini. Menariknya dalam penelitian ini adalah tidak ada kontestasi di kota Singkawang karena masing- masing etnis saling menjaga dan bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah kota Singkawang juga berupaya meredam berita hoax yang berkembang dalam masyarakat.  Hasil wawancara yang dilakukan kepada tokoh adat Dayak dan perwakilan Kesbanglinmas juga menyatakan bahwa sangat penting untuk menumbuhkan kedamaian dengan tanpa rasa curiga antar etnis. Masing- masing etnis harus dapat duduk bersama jika terjadi benturan serta kembali kepada Pancasila dan UUD Dasar 1945 yang mengatur Negara Indonesia. Konflik yang terjadi di Kalimantan Barat yang telah berlalu menjadi pelajaran yang sangat berharga sehingga masing- masing etnis bisa saling toleransi tanpa ada kecurigaan.Kata Kunci: Kontestasi, Integrasi dan Resolusi Konflik.

Cite

CITATION STYLE

APA

Dodik Kariadi, R. S. (2018). DAMAI DI KOTA AMOY: KONTESTASI, INTEGRASI DAN RESOLUSI KONFLIK ETNIS DI KOTA SINGKAWANG. Istoria: Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah Universitas Batanghari, 2(2), 43. https://doi.org/10.33087/istoria.v2i2.39

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free