Disleksia adalah kesulitan belajar spesifik yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis individu. Karena kesulitan belajar yang dialami oleh orang dengan disleksia, penting bagi orang tua dan staf pengajar untuk mengetahui cara belajar yang dapat membantu individu disleksik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara belajar yang dipilih oleh mahasiswa dengan risiko disleksia dan dampaknya terhadap prestasi akademik. Metode penelitian adalah analitik cross-sectional dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk skrining risiko disleksia dan cara belajar yang dipilih pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara pada Desember 2017. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan teknik total sampling. Hasil studi didapatkan 32.2% mahasiswa di FK Universitas Tarumanagara berisiko disleksia dan 65% dari mahasiswa tersebut memilih cara belajar secara multisensorik. Analisis terhadap cara belajar dengan risiko disleksia ditemukan nilai p 0.378 dan rasio prevalensi 1.1, yang berarti terdapat hubungan secara epidemiologi. Pada analisis hubungan cara belajar pada mahasiswa dengan risiko disleksia terhadap prestasi akademik, ditemukan nilai p 0.611 dan rasio prevalensi 0.90 yang berarti tidak ditemukan hubungan secara analitik maupun epidemiologi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa dengan risiko disleksia lebih memilih cara belajar secara multisensorik. Pemilihan cara belajar tidak mempengaruhi prestasi akademik sehingga perlu dicari cara lain yang dapat membantu mahasiswa disleksik agar dapat memiliki prestasi akademik yang memuaskan.
CITATION STYLE
Agustin, R., & Pambudi, W. (2020). Preferensi gaya belajar dan hasil prestasi akademis mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dengan risiko disleksia. Tarumanagara Medical Journal, 2(1), 141–147. https://doi.org/10.24912/tmj.v2i2.7853
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.