Adaptasi Bangunan Gaya Arsitektur Kolonial Belanda terhadap Iklim Tropis Kota Manado

  • Kumurur V
N/ACitations
Citations of this article
68Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Wilayah Indonesia berada pada dua iklim tropis yang berbeda, yaitu: iklim tropis cancer dan tropis capricornus. Kota Manado berada pada koordinat 1.4748oLU, 124.8421oBT (iklim tropis cancer). Bentuk bangunan kolonial pada wilayah tropis cancer dan tropis carpricornus berbeda bentuk. Tiga bangunan bersejarah yang bergaya arsitektur kolonial Belanda, yaitu: Minahasa Raad, gereja Santu Ignatius Don Bosco dan bangunan rumah tinggal milik keluarga J. Sondakh, telah berusia lebih dari 50 tahun berada pada wilayah kota lama Manado (pusat kegiatan perkotaan tua). Penggunaan material bangunan yang ringan, memiliki bentuk atap limas yang tinggi dengan overstek atap lebih lebar dari pada bagunan-bangunan pada zona iklim tropis carpricornus, memiliki kapasitas termal rendah yang memungkinkan pendinginan cepat di malam hari pada wilayah iklim tropis. Dinding-dinding memiliki bukaan dan ventilasi silang serta memiliki pelindung matahari dan hujan. Data primer diperoleh dengan cara survei (pengukuran dan penggambaran kembali), kemudian melakukan analisis terhadap elemen-elemen pembentuk bangunan yang tanggap terhadap iklim tropis. Bangunan Minahasa Raad memiliki bentuk atap pelana, peneduh sinar matahari dan hujan serta bukaan pada dinding sedangkan gereja Santu Ignatius memiliki atap pelana, sun shading serta cross ventilatian, demikian pula dengan bangunan rumah tinggal kel. J. Sondakh, namun memiliki bentuk atap kombinasi perisai dan pelana yang tinggi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Kumurur, V. A. (2018). Adaptasi Bangunan Gaya Arsitektur Kolonial Belanda terhadap Iklim Tropis Kota Manado. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, 7(1), 37–42. https://doi.org/10.32315/jlbi.7.1.32

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free