Masyarakat suku Nuaulu memiliki tradisi untuk mengasingkan wanita menstruasi ke sebuah bangunan berukuran 2x2 m2. Bangunan ini akan ditempati oleh wanita yang menstruasi hingga periode menstruasi berakhir. Adanya norma atau aturan adat dalam tradisi menyebabkan kurangnya perilaku personal hygiene remaja putri saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menggali perilaku personal hygiene remaja putri suku Nuaulu dalam tradisi pinamou di Maluku Tengah. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan rapid etnografi. Teknik penentuan informan secara purposive sampling dengan jumlah 10 orang informan. Hasil penelitian ini yaitu adanya tradisi pinamou dilatarbelakangi oleh kepercayaan mistis didalamnya seperti ketidaksucian darah menstruasi dan dianggap kotor, mengandung banyak kekuatan gaib, atau gangguan oleh roh jahat. Makna tradisi pinamou menandakan gadis telah memasuki fase dewasa dan mandiri. Larangan adat dan adanya sanksi alam, makanan yang dikonsumsi berupa sagu dan ubi kayu. Pengetahuan remaja putri mengenai personal hygiene saat menstruasi terbatas hanya berdasarkan informasi dari orang tua. Penggunaan arang diyakini dapat menghilangkan bau badan dan memutihkan atau membersihkan kulit. Aturan adat/tradisi yang dipercayai, menilai pembalut kain jauh lebih baik dan ekonomis. Kesimpulan bahwa perilaku personal hygiene remaja putri suku Nuaulu dalam tradisi pinamou saat mengalami menstruasi, masih sangat rendah. Oleh karena itu, diharapkan ada upaya secara serius yang dilakukan oleh petugas kesehatan tentang perlunya edukasi yang benar tentang personal hygiene saat menstruasi, terutama pada sasaran spesifik yakni remaja putri suku Nuaulu Maluku Tengah.
CITATION STYLE
Ety, D., Suriah, S., & Fairus, F. (2019). PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI SUKU NUAULU DALAM TRADISI PINAMU DI KABUPATEN MALUKU TENGAH. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 14(1), 31–35. https://doi.org/10.35892/jikd.v14i1.91
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.