Latar Belakang : Satu-satunya cara yang paling efektif yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kemungkinan timbulnya penyakit ini adalah dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Untuk para wanita yang memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang rendah tentang kanker payudara dan cara deteksinya perlu diberikan informasi mengenai kanker payudara dan cara deteksinya yaitu SADARI sejak usia remaja [1] Tujuan : untuk mengukur kemampuan WUS tentang SADARI, kemudian menganalisis tingkat perubahannya sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pejaten Kec Kramatwatu serang Banten. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan komparatif, Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survei analitik. Hasil Penelitian bahwa pengetahuan WUS di lingkungan Desa Pejaten tentang SADARI mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah diberikan penyuluhan, pengetahun saat pretest sebesar 21% baik, lalu menjadi 83% baik saat posttest/setelah penyuluhan. Demikian juga hasil pada kemampuan praktik SADARI sebelum diberikan penyuluhan 98% belum mampu melakukan SADARI, menjadi 95% mampu melakukan SADARI setelah penyuluhan. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikasi 0,000 (p <0,05), nilai Z hitung sebesar -8.464. Hal ini berarti penyuluhan SADARI berpengaruh terhadap pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara di Desa Pejaten Serang Banten Tahun 2022. Demikian juga hasil Uji Wilcoxon pada kemampuan responden melakukan praktik SADARI yaitu 0,000 (p <0,05), nilai Z hitung sebesar -8.672.
CITATION STYLE
Apriyanti, I. (2022). ANALISIS PENGARUH PENYULUHAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN KOMPETENSI WUS MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI DESA PEJATEN SERANG BANTEN. Journal Of Applied Health Research And Development, 4(2), 172–181. https://doi.org/10.58228/jahrd.v4i2.120
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.