DEKONSTRUKSI PENOKOHAN KRESNA DALAM PERGELARAN WAYANG KULIT LAKON SEMAR KUNING DAN SEMAR MBANGUN KAYANGAN

  • Pramulia P
N/ACitations
Citations of this article
11Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Wayang kulit merupakan media tuntunan bagi masyarakat, sehingga dalam cerita wayang kulit tidak hanya membeberkan persoalan cinta-kasih atau kedurhakaan, melainkan tentang ajaran-ajaran luhur, hukum sebab-akibat, perpolitikan negara, persoalan yang dihadapi masyarakat, dan sebagainya. Pada era postmodern ini, banyak bermunculan dalang-dalang yang menggubah dan mendekonstruksi cerita wayang. Cerita wayang tidak hanya berpaku pada cerita konvensional, tetapi telah digubah sedemikian rupa atau telah digali dari sudut pandang berbeda. Lakon Semar Kuning dan Semar Mbangun Kayangan merupakan dua lakon di antara banyak lakon yang bisa dijadikan media refleksi dan perenungan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kehidupan. Dua cerita tersebut merupakan hasil dari dekonstruksi dalang terhadap penokohan Kresna. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara menyalin rekaman untuk mempermudah proses transkrip. Berdasarkan analisis menggunakan teori dekonstruksi pada dua lakon tersebut ditemukan maksud-maksud tersembunyi yang disampaikan melalui teks yang telah ditranskripsi dari cerita yang dilisankan.

Cite

CITATION STYLE

APA

Pramulia, P. (2022). DEKONSTRUKSI PENOKOHAN KRESNA DALAM PERGELARAN WAYANG KULIT LAKON SEMAR KUNING DAN SEMAR MBANGUN KAYANGAN. Buana Bastra, 9(2), 56–64. https://doi.org/10.36456/bastra.vol9.no2.a6977

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free