Pendampingan Produsen Beton dalam Pengujian Kandungan Logam Berbahaya pada Limbah Mortar Sisa Batching Plant Beton di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Astuti P
N/ACitations
Citations of this article
8Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Batching plant beton biasanya menghasilkan limbah mortar sisa selama proses produksinya. Mortar sisa ini biasanya digunakan sebagai pelicin atau pencuci molen sebelum proses pengadukan dan distribusi ke lokasi proyek. Jumlah limbah mortar sisa tersebut sejumlah 20 m3 per hari atau tergantung dengan jumlah produksi harian di masing-masing pabrik. Adanya produksi limbah yang terus menerus mengakibatkan penumpukan dan memakan tempat. Pengelola mengharapkan agar material sisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk lingkungan seperti tanah timbunan, bahan penyusun jalan, tempat parkir, dan lain-lain. Untuk pemanfaatan tersebut memerlukan data kandungan logam berbahaya dari limbah tersebut sehingga pengelola PT Aneka Dharma Persada menjadi mitra dalam kegiatan pendampingan uji kandungan logam berbahaya. Pengujian dilakukan dengan metode X-Ray Difraction (XRD) dan X-Ray Fluoeresence (XRF) pada sampel limbah yang lolos saringan 100. Kegiatan ini dilaksanakan pada November 2021- Februari 2022. Hasil dari pengujian didapatkan bahwa kandungan logam berbahaya seperti Al, Cr, Mn, Fe, Cu, Zn memiliki kadar yang lebih rendah dari ambang batas berbahaya. Oleh karena itu, limbah mortar sisa dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat seperti material timbunan. Oleh karena itu, kegiatan pendampingan pengujian logam berbahaya pada mortar sisa ini dapat dijadikan alternatif solusi untuk meningkatkan pemahaman mitra dalam melakukan uji kandungan logam sebelum pemanfaatan limbah untuk lingkungan sekitar. Semua kegiatan berjalan dengan baik dan berdasarkan hasil evaluasi, pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan mitra dari 15,4% menjadi 91,8%.Concrete batching plants usually produce residual mortar waste during the production process. This residual mortar is usually used as a lubricant or washing powder before the mixing process and distribution to the project site. The amount of residual mortar waste is 20 m3 per day or depending on the daily production in each factory. The continuous production of waste results in accumulation and takes up space. The management hopes the leftover material can be used for the environment, such as embankment soil, road building materials, parking lots, etc. For this utilization, data on the hazardous metal content of the waste is required so that the manager of PT Aneka Dharma Persada becomes a partner in assisting activities for testing the content of hazardous metals. The test was carried out using the X-Ray Diffraction (XRD) and X-Ray Fluoresence (XRF) methods on the waste samples that passed the 100 filters. The activity was held from November 2021 – February 2022. Based on the test result, the AL, Cr, Mn, Fe, Cu, and Zn content was lower than the dangerous threshold. Therefore, the community can use the residual mortar waste directly as stockpile material. Therefore, testing assistance activities in these community services can be an alternative solution to increase partners' understanding of conducting metal content tests before utilizing waste for the surrounding environment. All activities went well, and based on the evaluation results, this community service could increase partners' knowledge from 15,4% to 91,8%.

Cite

CITATION STYLE

APA

Astuti, P. (2023). Pendampingan Produsen Beton dalam Pengujian Kandungan Logam Berbahaya pada Limbah Mortar Sisa Batching Plant Beton di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 522. https://doi.org/10.20527/btjpm.v5i1.7322

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free