Angkutan umum massal perkotaan menjadi salah satu kunci utama dalam mengatasi masalah kemacetan, terutama di kota-kota besar. Pembangunan MRT Jakarta dapat membantu masyarakat Kota Jakarta untuk melakukan perpindahan dari kendaraan pribadi menjadi angkutan umum. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan kenyamanan MRT Jakarta. Hal ini berdampak pada penurunan penumpang MRT Jakarta yang mencapai 47,05%. Jika dilihat dari Peraturan Menteri nomor 63 Tahun 2019, dalam standar pelayanan minimum (SPM) belum menyebutkan adanya aspek kesehatan yang menjadi salah satu nilai penting dalam kondisi pandemi. Maka dari itu, studi ini akan menjawab pertanyaan penelitian mengenai bentuk aspek kesehatan seperti apa yang dibutuhkan saat ini dan di masa mendatang dalam penyediaan layanan MRT Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode CSI dan IPA, dimana hasil analisis menunjukkan adanya rasa puas terhadap layanan aspek kesehatan pada sarana dan prasarananya. Namun, masih terdapat atribut yang dianggap penting oleh pengguna, tetapi layanannya belum tersedia. Adapun atribut tersebut adalah tempat cuci tangan dekat pintu masuk stasiun dan hand sanitizer di ratangga (kereta). Mengacu pada kajian Protokol BANGKIT yang dikeluarkan oleh MRT Jakarta pada Tahun 2020, kedua atribut ini sudah seharusnya diterapkan semenjak diberlakukannya protokol kesehatan saat Pandemi COVID-19. Hasil akhir dalam penelitian dapat menjadi pertimbangan bagi PT. MRT untuk menyediakan layanan MRT Jakarta yang berkesehatan.
CITATION STYLE
Naretta, P. J., & Manullang, O. R. (2022). ANALISIS PENYEDIAAN LAYANAN MRT JAKARTA YANG BERKESEHATAN. Jurnal Pengembangan Kota, 10(1), 57–67. https://doi.org/10.14710/jpk.10.1.57-67
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.