Kesulitan dalam memantau kondisi lingkungan dapat menyebabkan penggunaan air yang tidak efisien dalam budidaya padi. Budidaya padi menyumbang 7% dari emisi gas rumah kaca. Irigasi cerdas adalah solusi yang tepat tidak hanya untuk menghemat air irigasi tetapi juga untuk mengurangi emisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja sistem irigasi cerdas, water footprint, dan carbon footprint pada operasi irigasi bawah permukaan otomatis berbasis internet of things di lahan persawahan. Kajian dimulai dengan persiapan lahan, pengumpulan data primer dan data sekunder, analisis water footprint dan carbon footprint. Kinerja alat irigasi cerdas untuk musim tanam pertama adalah 15 hari alat irigasi hidup tetapi tidak dapat mengukur ketinggian air, 65 hari irigasi cerdas dapat dihidupkan dan dapat membaca ketinggian air. 26 hari sistem irigasi cerdas tidak berfungsi dan data tidak direkam di cloud server. Pada musim tanam kedua, irigasi cerdas tidak berfungsi. Water footprint dan carbon footprint yang dihasilkan dari proses irigasi bawah permukaan otomatis untuk menghasilkan produk beras adalah masing-masing 16.661,5 m3/ton dan 608,04 kg CO2-eq/tahun.
CITATION STYLE
Gustya Putra, A., & Saptomo, S. K. (2022). Water dan Carbon Footprint pada Budidaya Tanaman Padi dengan Sistem Otomatisasi Model Irigasi Bawah Permukaan. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 7(1), 33–48. https://doi.org/10.29244/jsil.7.1.33-48
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.