IntisariPada 27 September 2017 beberapa wilayah di DKI Jakarta dilanda hujan dengan intensitas lebat yang memicu genangan di beberapa wilayah. Wilayah DKI Jakarta pada bulan September masih dalam periode transisi dari musim kemarau menuju musim hujan, sehingga potensi kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang cukup tinggi, meski umumnya masih bersifat sporadis. Dengan menggunakan data reanalysis model diketahui bahwa pada saat kejadian terdapat anomali pola angin di lapisan 850 hPa dibandingkan dengan klimatologisnya, serta didentifikasi adanya anomali kelembapan udara di lapisan bawah hingga 500 hPa yang lebih basah dibandingkan dengan klimatologisnya. Pertumbuhan awan hujan tipe Nimbustratus yang optimal pada saat kejadian dipicu oleh daerah konvergensi yang terbentuk di wilayah Banten, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat, serta kondisi atmosfer yang basah hingga di lapisan menengah. AbstractOn September 27, 2017, several areas in DKI Jakarta were surge by heavy rain that triggered inundations in some areas. DKI Jakarta area in September is still in the transition period from the dry season to the rainy season, so the potential for the occurance of rain with mild to light intensity accompanied by thunder/lightning and strong winds is still quite high, although generally still sporadic. Using the reanalysis data model it is known that at the time of the event there was wind pattern anomaly in layer 850 hPa compared with its climatology, and also been identified an anomaly of air humidity in the lower layer of the atmosphere up to 500 hPa wetter than its climatology. The optimum growth of Nimbustratus cloud at the time of the incident was triggered by the convergence area formed in Banten, DKI Jakarta, and West Java, as well as the wet atmospheric conditions up to the middle layer.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Kiki, K., & Wirahma, S. (2017). ANALISIS HUJAN LEBAT TANGGAL 27 SEPTEMBER 2017 DI DKI JAKARTA. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 18(2), 51. https://doi.org/10.29122/jstmc.v18i2.2569