Pelajaran sejarah identik dengan pelajaran yang membosankan dan ku- rang menarik. Oleh karena itu, praktisi pendidikan pelajaran sejarah terus berino- vasi mengembangkan bahan ajar yang menarik. Sayangnya, pengembangan bahan ajar pelajaran sejarah yang selama ini dilakukan kurang memperhatikan budaya literasi bagi peserta didik. Dampaknya adalah kegiatan membaca buku bagi peserta didik menjadi berkurang. Padahal pada pelajaran sejarah, membaca adalah kegiatan yang penting untuk memperluas wawasan dan pemahaman peristiwa se- jarah. Di sisi lain, buku yang tersedia di sekolah mayoritas merupakan buku paket dan LKS. Buku paket dan LKS ditulis dengan menggunakan bahasa ilmiah yang akan membuat peserta didik mudah bosan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaa- tan bahan bacaan pelengkap untuk peserta didik. Bahan bacaan pelengkap yang bisa dimanfaatkan adalah novel sejarah. Novel sejarah dapat dijadikan bahan bacaan pelengkap bagi peserta didik dan sebagai bahan ajar dalam pelajaran se- jarah. Kelebihan novel sejarah adalah bahasa dan cerita yang ada didalamnya lebih menarik namun tetap tidak meninggalkan latar belakang sejarah. Kekurangan novel sejarah adalah terdapat unsur subyektifitas pengarang dan kurangnya novel sejarah yang sesuai dengan materi yang dibahas dalam pelajaran sejarah. Melihat penjelasan tersebut guru sejarah harus selektif dalam memilih novel sejarah yang akan digunakan dalam pelajaran sejarah. Dengan menggunakan novel sejarah di- harapkan peserta didik memiliki budaya literasi sekaligus menambah wawasannya dalam memahami sebuah peristiwa sejarah.
CITATION STYLE
Kurniawan, R. (2017). ANTARA SEJARAH DAN SASTRA: NOVEL SEJARAH SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SEJARAH. Sejarah Dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya, 11(1), 55–70. https://doi.org/10.17977/um020v11i12017p055
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.