Mentimun merupakan salah satu komoditas sayuran yang cukup digemari. Banyak jenis mentimun yang ditanam oleh petani salah satunya mentimun lokal Sumenep. Rendahnya produksi mentimun di Bangkalan harus terus ditingkatkan guna menunjang perekonomian petani mentimun dan memenuhi kebutuhan mentimun masyarakat khususnya serta menukung target nasional pada umumnya. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas mentimun dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya tanaman mentimun yaitu dengan pemupukan dan penggunaan mulsa. Penelitian ini mengkombinasikan pupuk kotoran sapi. Penelitian ini dilakukan di kebun Hortikultura Socah, Desa Socah, Kabupaten Bangkalan. Waktu penelitian bulan Maret 2021 sampai Mei 2021. Rancangan yang digunakan adalah RAK-F (Rancangan Acak Kelompok Faktorial) yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan terdiri dari 2 faktor, masing – masing faktor terdapat 3 taraf perlakuan yaitu M0 (tanpa mulsa), M1 (mulsa jerami), M2 (mulsa plastik hitam perak), K0 (tanpa pupuk), K1 (pupuk 20 ton ha-1), K2 (pupuk 40 ton ha-1) sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) 5% dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Respon perlakuan jenis mulsa dengan perlakuan M2 memberikan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan panjang tanaman begitupula respon perlakuan pupuk kotoran sapi dengan perlakuan K2, sedangkan respon kombinasi perlakuan jenis mulsa dan pupuk kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan bobot buah.
CITATION STYLE
Nurholis, N., & Sulaiman, M. R. (2022). RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) TERHADAP PEMBERIAN JENIS MULSA DAN PUPUK KOTORAN SAPI. AGRIBIOS, 20(2), 211. https://doi.org/10.36841/agribios.v20i2.2245
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.