Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pengeringan irisan temuputih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) serta untuk menentukan kondisi proses pengeringan yang optimal dalam menghasilkan simplisia temuputih yang memenuhi standar. Kriteria kondisi tersebut adalah yang dapat memenuhi kadar air standar 10%, memenuhi kriteria mutu yang ada, waktu pengeringan yang cepat, memiliki kadar kurkumin yang tinggi dan tampilan visual yang optimal. Hasil studi menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban udara pengering berpengaruh terhadap kadar air akhir yang dapat dicapai, dimana suhu 40 °C tidak dapat mencapai kadar air 10%. Laju udara pengeringan berpengaruh terhadap kadar air akhir dan kadar kurkumin. Terdapat kecenderungan semakin rendah laju udara pengeringan maka semakin tinggi kadar kurkumin simplisia temuputih. Kondisi suhu pengeringan berpengaruh terhadap tampilan warna temuputih kering. Kondisi proses pengeringan yang direkomendasikan untuk mendapatkan simplisia temuputih standar adalah pada suhu 50 °C dan RH 20% dengan laju udara pengeringan 0,2-0,3 m/detik.
CITATION STYLE
Manalu, L. P., & Adinegoro, H. (2018). KONDISI PROSES PENGERINGAN UNTUK MENGHASILKAN SIMPLISIA TEMUPUTIH STANDAR. Jurnal Standardisasi, 18(1), 63. https://doi.org/10.31153/js.v18i1.698
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.