Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial Muslim dan Buddhis di Purbayan, Baki, Sukoharjo. Agama sebagai dasar atas perilaku manusia memiliki cara sendiri dalam memposisikan dirinya dalam mengatur hubungan sosial masyarakat. Penting menjaga keharmonisan dalam kehidupan beragama ditengah-tengah banyaknya kasus intoleransi beragama di Indonesia. Budaya dominan dan budaya subkultur menjadi unsur utama dalam penelitian ini. Selain itu, keunikan yang ada pada diri seseorang atau lingkungan pada akhirnya akan menjadi perbedaan yang harus diberi perhatian lebih. Komunikasi yang efektif akan mempermudah membangun interaksi dalam keanekaragaman suku bangsa, agama, dan kelompok-kelompok yang tumbuh di masyarakat. Peneliti menggunakan variabel interaksi sosial serta memilih analisis deskriptif kuantitatif dengan total 75 responden yang mewakili Muslim dan Buddhis di Purbayan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup dengan respon “ya” dan “tidak”. Respon masyarakat berdasarkan pengolahan data menghasilkan nilai mean untuk interaksi campuran sebesar 0,54 dan berbagi tempat kerja sebesar 0,44. Hasil menunjukkan adanya interaksi sosial yang positif antara Muslim dan Buddhis baik itu di lingkungan tempat tinggal maupun di lingkungan kerja. Mereka juga tidak membenarkan adanya hal-hal negatif yang dinilai dapat mengganggu hubungan sosial. Respon ini menciptakan komunikasi antarbudaya yang efektif sehingga masyarakat berusaha untuk menghindari opini negatif yang berpotensi pada terjadinya konflik. Kata
CITATION STYLE
Triyono, A., & Anantur, M. O. (2016). INTERAKSI SOSIAL MUSLIM DAN BUDDHIS (Studi Deskriptif Kuantitatif di Daerah Purbayan, Baki, Sukoharjo Tahun 2016). ETTISAL Journal of Communication, 1(2), 127. https://doi.org/10.21111/ettisal.v1i2.717
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.