Analisis Efektivitas Biaya Terhadap Penggunaan Meropenem dan Tanpa Hasil Uji Sensitivitas Antibiotik pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit

  • Prayitno L
  • Siahaan S
  • Handayani R
N/ACitations
Citations of this article
72Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Introduction: The prevalence of chronic kidney disease (CKD) is quite high. The use of meropenem needs attention. Meropenem is an expensive third generation antibiotic. It increase the cost of treatment If it uses irrationally. There is also a danger of resistance that impact to the difficulty of treatment. Therefore a study was conducted on "Cost Effectiveness Analysis between the Use of Meropenem with and without Antibiotic Sensitivity Test Results in CKD Patients in Hospitals". Methode: research methode is cross sectional. The hospital was chosen directly from two city : Manado and Semarang. The data was secondary data that meet with inclusion and exclusion criteria fram patient's medical record and medical expenses in 2016. Data collection tools were forms. Results: Cases of CKD that fulfilled were 29 from Hospital X, 11 cases with sensitivity and 18 cases without sensitivity testing. In Hospital Y there were 20 cases, 17 cases with sensitivity test and 3 cases without sensitivity test. At Hospital X, the value of the Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) with a sensitivity test was 94,242,994 rupiah and the ACER value without sensitivity testing was 142,793,491 rupiah. In the Y Hospital it is not comparable because 85% data were sensitivity test. It means in Hospital Y based on Minister of Health Decree No. 523 of 2015. Conclusion: Based on the ACER value it could be concluded that meropenem therapy in cases of CKD in Hospital X was more effective if carried out with sensitivity test. Pendahuluan : Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) cukup tinggi. Penggunaan meropenem pada pasien PGK perlu mendapat perhatian. Meropenem adalah antibiotik generasi ketiga yang harganya mahal dan apabila penggunaannya tidak rasional maka menambah biaya pengobatan. Disamping itu ada bahaya resistensi yang berdampak sulitnya pengobatan. Oleh karena itu dilakukan penelitian “Analisis Efektifvitas Biaya antara Penggunaan Meropenem dengan dan tanpa Hasil Uji Sensitivitas Antibiotik pada Pasien PGK Di Rumah Sakit”. Metode penelitian adalah cross sectional. Tempat penelitian dipilih langsung di dua Rumah Sakit di Kota Manado dan Kota Semarang. Data yang digunakan berasal dari data sekunder yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dari rekam medis pasien berupa catatan medis dan biaya pengobatan tahun 2016. Alat pengumpul data berupa formulir isian. Hasil: Kasus gagal ginjal kronis yang memenuhi kriteria sebanyak 29 dari RS X yaitu 11 kasus dilakukan uji sensitivitas dan 18 kasus tidak dilakukan uji sensitivitas. Di RS Y didapatkan 20 kasus yaitu 17 kasus dilakukan uji sensitivitas dan 3 kasus tidak dilakukan uji sensitivitas. Di RS X, nilai Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) terapi meropenem dengan uji sensitivitas adalah 94.242.994 dan nilai ACER terapi meropenem tanpa uji sensitivitas adalah 142.793.491. Di RS Y tidak bisa dibandingkan antara terapi meropenem dengan dan tanpa uji sensitivitas karena 85% dilakukan uji sensitivitas. Hal ini berarti penggunaan meropenem di RS Y sesuai Kepmenkes No 523 Tahun 2015. Kesimpulan : Berdasarkan nilai ACER disimpulkan bahwa terapi dengan meropenem pada kasus PGK di RS X lebih efektif jika dilakukan dengan uji sensitivitas.

Cite

CITATION STYLE

APA

Prayitno, L., Siahaan, S., & Handayani, R. S. (2019). Analisis Efektivitas Biaya Terhadap Penggunaan Meropenem dan Tanpa Hasil Uji Sensitivitas Antibiotik pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit. Buletin Penelitian Kesehatan, 47(2), 125–134. https://doi.org/10.22435/bpk.v47i2.1211

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free