Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak disusui ASI selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 2 tahun. (Depkes RI, 2014). Di indonesia tahun 2015 cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 55,7% . Di Indonesia sendiri presentase tertinggi pemberian ASI Eksklusif terdapat pada provinsi Nusa Tenggara Barat (86,9%) dan terendah pada provinsi Sulawesi Utara (26,3%). Sementara di provinsi Sulawesi Selatan pemberian ASI secara eksklusif hanya mencapai 71,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di puskesmas pertiwi makassar 2017. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan croos sectional stud. Penelitian dilaksanakan di puskesmas pertiwi makassar sejak 06 Mei – 17 Juli 2017. Pengambilan sampel dengan cara simple random sampling dengan alat ukur kuesioner dan besar populasi sebanyak 134 dan besar sampel sebanyak 100 berdasarkan rumus Lemeshow. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu (p=0,00), sikap ibu (p=0,00) dan pekerjaan ibu (p=0,00) terhadap pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan dari penelitian ini, ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif dan sebagai saran diharapkan agar ibu mau bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam melakukan pemberian ASI eksklusif
CITATION STYLE
Hartuti, N. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pertiwi Makassar Tahun 2017. JURNAL KESEHATAN DELIMA PELAMONIA, 1(2), 160–165. https://doi.org/10.37337/jkdp.v1i2.47
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.