Fondasi merupakan struktur bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban yang berasal dari struktur atas, baik beban dalam arah vertikal maupun horizontal ke tanah. Secara umum fondasi digolongkan menjadi dua golongan yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam. Jika suatu struktur dibangun di atas suatu lahan di mana lapisan tanah kerasnya terletak pada elevasi yang cukup dalam, maka tipe fondasi yang sesuai untuk struktur tersebut adalah fondasi dalam. Fondasi tiang bor (bored pile) merupakan salah satu jenis fondasi dalam yang dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton. Fondasi tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan mesin bor. Para ahli geoteknik telah merumuskan beberapa metode untuk perencanaan bored pile, diantaranya metode Meyerhof dan metode Reese Wright. Kedua metode tersebut menggunakan prinsip kombinasi end bearing dan friction pile. Pada perencanaan dengan metode Meyerhof menggunakan peramasamaan atau rumus, sedangkan pada metode Reese Wright menggunakan gambar grafik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kapasitas dukung ultimit tiang tunggal, kapasitas izin kelompok tiang dan jumlah fondasi bored pile yang dibutuhkan pada abutmen Jembatan Kali Kendeng Susukan, Semarang dengan metode Meyerhof dan metode Reese Wright. Data tanah yang digunakan untuk perencanaan bored pile adalah data nilai N-SPT lapisan tanah pada lokasi proyek jembatan. Sebelum melakukan analisis perhitungan kapasitas dukung, dilakukan perhitungan pembebanan, yaitu beban hidup, beban mati, dan beban kendaraan. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa beban aksial total yang harus ditahan oleh fondasi adalah sebesar 49881,266 kN. Kapasitas dukung ultimit tiang tunggal dengan metode Reese Wright diperoleh sebesar 5842,130 kN, dan dengan metode Meyerhof sebesar 4857,130 kN. Kapasitas izin kelompok tiang dengan metode Reese Wright sebesar 58421,300 kN dan Meyerhof sebesar 58285,560 kN, di mana keduanya sedikit lebih besar dari beban aksial yang harus ditahan, maka hasil hitungan dari kedua metode tersebut memenuhi untuk menahan beban. Dengan menggunakan SF 2,5 jumlah tiang bored pile yang dibutuhkan dengan metode Reese Wright diperoleh sebanyak 10 tiang, dan dengan metode Meyerhof diperoleh sebanyak 12 tiang.
CITATION STYLE
Susanto, A., Renaningsih, R., & Candrarini, R. A. (2020). Perencanaan Fondasi Tiang Bor Abutment Jembatan Kali Kendeng (Perbandingan Metode Meyerhof dan Metode Reese & Wright). Dinamika Teknik Sipil: Majalah Ilmiah Teknik Sipil, 13(2), 30–36. https://doi.org/10.23917/dts.v13i2.13049
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.