Pada SMA Negeri 7 Kupang, terdapat masalah terkait perilaku siswa, meliputi ketidakdisiplinan, keterlambatan, membuang sampah sembarangan, sikap tidak menghormati guru, penggunaan kata-kata kasar, serta kegiatan merokok dan konsumsi alkohol. Penelitian bertujuan untuk menyoroti kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga emosional. Penelitian ini menggunakan metode expost facto dengan melibatkan 65 siswa sebagai sampel secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter memiliki dampak yang signifikan terhadap kecerdasan emosional siswa. Dari hasil analisis regresi dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa pendidikan karakter berkontribusi atau memiliki pengaruh positif sebesar 6,7% terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa. Ini berarti bahwa ketika pendidikan karakter diterapkan atau diperbaiki, kecerdasan emosional siswa cenderung meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan karakter tersebut, meskipun kontribusinya tidak dominan. Sementara itu, sebesar 93,7% dari variabilitas atau perubahan dalam kecerdasan emosional tidak dapat dijelaskan oleh pendidikan karakter saja. Angka ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan emosional siswa yang tidak ditangkap atau diukur dalam penelitian ini. Faktor-faktor ini bisa bermacam-macam, termasuk lingkungan keluarga, pengaruh teman sebaya, pengalaman pribadi, kondisi sosial ekonomi, akses terhadap materi pendidikan, dan banyak lagi.
CITATION STYLE
Foeh, Y., & Saefatu, M. (2024). Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Kecerdasan Emosional (EQ) di Sekolah Menengah Atas. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 6(2), 1161–1174. https://doi.org/10.31004/edukatif.v6i2.6416
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.