Al-Qur’an suroh al-Nahl ayat 125 diturunkan di Mekah bersamaan dengan ayat sesudahnya, yaitu setelah terjadi peristiwa Perang Uhud, yang mengakibatkan banyaknya syuhada yang gugur dan salah satunya adalah paman Rasulullah SAW yaitu Hamzah. Ayat al-Qur’an tersebut berisi tentang metode yang harus digunakan dalam berda’wah, agar da’wah dapat berlangsung dengan baik dan tujuan tercapai secara efektif. Menurut al-Qur’an suroh al-Nahl ayat 125, terdapat tiga macam metode yang harus digunakan dalam berda’wah, yaitu bi al-hikmah, mau’izoh al-hasanah, dan wa jadilhum bi al-lati hiya ahsan. Bi al-hikmah adalah cara atau metode yang bijak, lemah lembut, atau tidak secara kasar; mau’izoh al-hasanah berarti pepatah atau nasihat yang baik, menyentuh perasaan, sehingga mampu menyadarkan orang yang mendengarnya; dan jadilhum bi al-lati hiya ahsan yaitu diskusi yang lebih baik, yaitu berlandaskan argumentasi yang kuat, baik secara akli maupun nakli, yang dalam penyampaiannya juga secara santun atau lemah lembut. Metode-metode tersebut tidak hanya digunakan untuk berda’wah secara khusus, tetapi juga dalam proses pendidikan, sebab pada keduanya terdapat konstelasi yang menunjukkan adanya persamaan, yaitu tujuannya, dimaana keduanya dilakukan dalam rangka untuk menyeru dan menyadarkan manusia menuju jalan Allah atau beribadah kepada Allah SWT. Kata kunci: Metode, Mendidik , al-Quran, Abstract. Al-Qur'an suroh al-Nahl verse 125 was revealed in Mecca together with the following verse, namely after the Ummud war, which caused many martyrs to be killed at that time and one of them was the uncle of the Prophet Muhammad. namely Hamzah. Ayat al-Qur'an contains methods that must be used in proselytizing, so that the ministry goes well and achieves its objectives effectively. According to the Qur'an, sura al-Nahl verse 125, there are three kinds of methods that must be used in preaching, namely, as understood from the meanings contained in the sentence bi al-hikmah, mau'izoh al-hasanah and from the sentence wa jadilhum bi al lati hiya ahsan. Bi al-hikmah, can be understood as a method or method that is wise, or meek not roughly, mau'izoh al-hasanah means a saying or good advice, which is touching so as to awaken the person who hears it, and so bi bi lati hiya ahsan, which is a better discussion, which is based on strong argumentation, both in accreditation, and nakli, which in its delivery is also polite or gentle These methods are not only used to underlie specifically, but also in the educational process, because in both of them there is a constellation that shows the equality, that is, in its purpose, that is, both are carried out in order to call upon and make people aware of God's way or worship to Allah SWT. Keywords: method, mendidik, Al-qur,an
CITATION STYLE
Rustiawan, H. (2019). METODE MENDIDIK (Analisis Kandungan Al-Qur’an Suroh Al-Nahl Ayat 125). Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6(1), 7. https://doi.org/10.32678/geneologipai.v6i1.1922
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.