Abu sekam padi adalah sumber silica yang cukup tinggi berkisar 20%. Abu sekam mengandung silica sebanyak 87%-97%. Salah satu pemanfaatan silica adalah sebagai pengendalian terjadinya korosi dilakukan dengan penambahan green inhibitor dari ekstrak abu sekam padi. Selanjutnya, green inhibitor diuji kandungannya dengan FTIR. Tahap berikutnya green inhibitor ditambahkan kedalam media korosif NaCl 3,5% dengan variasi green inhibitor 0%, 1%, 3%, 5% dan 7% dan lama perendaman plat baja ST41 selama 7 hari untuk pengujian weight loss. Proses selanjutnya dilakukan pengujian laju korosi, uji kehilangan berat dan uji morfologi untuk melihat kedalaman korosi yang terjadi pada plat. Hasil pengujian FTIR menunjukkan adanya silica yang terapat pada green inhibitor ekstrak abu sekam padi. Penambahan green inhibitor ini menyebabkan penurunan laju korosi pada Baja ST 41 dalam larutan NaCl 3,5%. Pada pengujian Potensiodynamic Polarization (PDP) didapatkan nilai laju korosi pada penambahan green inhibitor 5% laju korosi turun dari 0,01482 mpy menjadi 0,00319 mpy dengan nilai efisiensi inhibisi sebesar 78,446%. Perubahan laju korosi pada morfologi baja yang telah direndam selama 7 hari dikarakteriasi dengan mikroskop optik terlihat pertumbuhan korosi semakin berkurang dengan peningkatan konsentrasi green inhibitor.
CITATION STYLE
ARIFIN, D. E. S., & Muliastri, D. (2022). Pemanfaatan Ekstrak Abu Sekam Padi sebagai Green Inhibitor pada Baja Karbon dalam Media Air Laut Buatan. Manutech : Jurnal Teknologi Manufaktur, 14(01), 32–38. https://doi.org/10.33504/manutech.v14i01.205
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.