Dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil terutama bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Indonesia menargetkan penggunan bahan bakar nabati (BBN) seperti bioetanol dan biodiesel sebanyak 5% pada tahun 2025. Kendala utama dalam hal pengembangan BBN ini adalahadanya kompetisi bahan baku BBN dengan penyediaan bahan pangan, keterbatasan dalam hal sarana dan prasarana serta kendala non teknis lainnya misalnya berupa fluktuasi harga minyak mentah dunia. Bila kondisi harga minyak mentah dunia naik, maka kondisi ini akan mendorong upayadiversifikasi energi, demikian pula sebaliknya. Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan produktifitas BBN biodiesel mikroalga dengan membandingkan harga produksinya dengan harga minyak mentah dunia. Mengacu pada hasil perbandingan biaya produksi mikroalga dengan harga minyak mentah jugadianalisis upaya peningkatan nilai profitabilitas biodiesel mikroalga dengan meningkatkan efisiensi produktivitas melalui pemanfaatan limbah sebagai input produksi dan meningkatkan produk tambahan, serta penambahan inovasi produksi dengan pemanfaatan limbah dan penganekaragaman produk. Hasilperhitungan menyatakan bahwa pada kondisi harga minyak mentah sebesar 70 US$/barel maka biaya produksi bahan baku minyak alga tidak boleh lebih dari Rp. 6.180,-/liter. Penambahan inovasi produksi dengan pemanfaatan limbah dan penganekaragaman produk dapat meningkatkan profitabilitas sebesar 14,2% dan 30,5% atau menurunkan biaya produksi biodiesel dari Rp. 9.025,-/liter menjadi Rp.6.270,/liter.
CITATION STYLE
Widodo, L., Ihsan, I. M., & Santoso, A. D. (2018). Profitabilitas Biodiesel dari Biomasa Mikroalga. Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(1), 117. https://doi.org/10.29122/jtl.v19i1.2551
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.