Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek pertumbuhannya dibandingkan anak seusianya. Jumlah total balita sunting di Kota Lhokseumawe berjumlah 831 balita pada tahun 2022, dan pada bulan Maret tahun 2023 berjumlah 874 kasus. Tujuan penelitian ini adalah pencegahan terjadinya peningkatan kejadian stunting melalui identifikasi faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 54 balita dan sampel sebanyak 50 balita dengan kondisi stunting dan normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan signifikan dan kuat dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe diurut dari yang sangat kuat ke yang kuat adalah faktor BBLR (sig. = 0,000 dan r = 0,954), penghasilan keluarga (sig. = 0,000 dan r = 0,954), ASI eksklusif (sig. = 0,00 dan r = 0,8861), tingkat pendidikan ibu (sig. = 0,000 dan r = 0,720), pola pemberian makan (MP-ASI) (sig. = 0,000 dan r = 0,714) dan gender (sig. = 0,000 dan r = 0,681), sedangkan faktor pekerjaan ibu korelasinya lemah dan tidak signifikan (sig. = 0,149 dan r = 0,207). Simpulan adalah BBLR, penghasilan keluarga, ASI eksklusif, tingkat pendidikan ibu, pola pemberian MP-ASI, gender, dan pekerjaan ibu memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
CITATION STYLE
Sari, Y., Sutrisna, E., & Yulisa, Y. (2023). FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG CUT KECAMATAN BLANG MANGAT KOTA LHOKSEUMAWE. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 6713–6725. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.22103
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.