ABSTRACT Urinary tract stone (UTS) is a condition caused by stone formation throughout the urinary tract which can lead to pain, bleeding, and infection. UTS affects the quality of life (QoL), both in the short and long term. This study was conducted to assess QoL of a patient with UTS that using urolithiasis jamu potion therapy (treated group) compared to a patient who used existing jamu extract (control group). The study was conducted in the clinic “Saintifikasi Jamu” network during March-December 2017, using a QoL questioner (SF-36). The sampling method used purposive randomized open-label, end blinded observation. After randomization, respondents who had signed informed consent and matched the inclusion criteria were women and men aged 17 to 60 years, patients with UTS of size <2 cm with no impairment of kidney and liver function. There were 97 patients in each group. SF-36 measurements were carried out at day 0, 28, and 56. Data were analyzed using SPSS, different tests using the Mann-Whitney Test. A total of 191 respondents followed the study with 97 people in the simplicia group and 94 people in the control group. The control group showed an increase in mean SF-36 score by 20.03% on 56th day, compared to 14.58% in the control group. There was no significant difference of the mean SF-36 score between treated and control group (p>0.05). Significant differences of mean SF-36 score were observed between before and after therapy in each group (p=0.012). Jamu potion can improve the quality of life of patients with urinary tract stones comparable to herbal extract available in market. Keywords: jamu, quality of life, SF-36, urolithiasis ABSTRAK Batu saluran kemih (BSK) adalah suatu kondisi yang disebabkan adanya batu di sepanjang saluran kemih yang dapat menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, dan infeksi. BSK memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup (Quality of Life [QoL]) pasien baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kualitas hidup pasien BSK yang menggunakan terapi ramuan jamu BSK dibandingkan dengan pasien yang menggunakan jamu ekstrak yang sudah beredar. Penelitian dilakukan di jejaring klinik Saintifikasi Jamu pada bulan Maret-Desember 2017, menggunakan kuesioner QoL (SF-36). Metode sampling menggunakan purposive randomized open label, end blinded observation. Subyek adalah responden yang telah mendatangani informed consent dan sesuai kriteria inklusi antara lain perempuan dan laki–laki usia 17 sampai 60 tahun, penderita BSK, ukuran BSK <2 cm dengan tidak ada gangguan fungsi ginjal dan liver. Berdasarkan randomisasi diperoleh masing-masing 97 subyek untuk kelompok jamu dan 94 subyek untuk kelompok kontrol (jamu ekstrak). Pengukuran SF-36 dilakukan pada hari ke-0, hari ke-28 dan hari ke-56. Data dianalisis menggunakan SPSS, uji beda menggunakan Mann-Whitney Test. Pada kelompok jamu mengalami peningkatan rerata skor SF-36 20,03% dan pada kelompok kontrol hanya sebesar 14,58% pada hari ke-56. Tidak ada perbedaan rerata skor SF-36 antara kelompok jamu dan kontrol (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna rerata skor SF-36 antara sebelum dan sesudah perlakuan intervensi pada tiap kelompok (p=0,012). Ramuan jamu dapat meningkatkan kualitas hidup pasien batu saluran kemih sebanding dengan jamu ekstrak yang beredar di pasaran. Kata kunci: batu saluran kemih, jamu, kualitas hidup, SF-36
CITATION STYLE
Nisa, U., Astana, P. R. W., Jannah, W. D. M., Triyono, A., Ardiyanto, D., Zulkarnain, Z., … Novianto, F. (2021). KUALITAS HIDUP PASIEN BATU SALURAN KEMIH YANG MENGGUNAKAN RAMUAN JAMU DI KLINIK JEJARING SAINTIFIKASI JAMU. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia, 14(1), 95–106. https://doi.org/10.22435/jtoi.v14i1.4365
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.