Salah satu metode perbanyakan bahan tanaman elit kelapa sawit yang dikenal sebagai tanaman bernilai ekonomis tinggi adalah melalui teknik kultur jaringan (klon). Kendala dalam perbanyakan klonal bahan tanaman kelapa sawit adalah rentang waktu proses kultur yang cukup lama. Berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan perkembangan kultur kelapa sawit di antaranya adalah respon genotipe, jenis dan konsentrasi hormon yang digunakan, tipe dan umur eksplan dan lain sebagainya. Faktor penting lainnya adalah intensitas cahaya dan penggunaan filter cahaya yang dipaparkan ke kultur yang dipelihara di ruang kultur. Hasil pengamatan pada nilai pertambahan tinggi, jumlah akar primer dan sekunder kultur menunjukkan bahwa perlakuan intensitas dan filter cahaya tidak berpengaruh pada pertumbuhan kultur yang ditanam di media dengan penambahan NAA. Jumlah daun dipengaruhi oleh kedua perlakuan, meskipun hasilnya tidak nyata. NAA tampaknya memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam meregulasi pertumbuhan kultur. Sedangkan pada kultur yang ditanam di media tanpa NAA, intensitas dan filter cahaya berpengaruh terhadap jumlah daun, jumlah akar primer dan akar sekunder, terutama perlakuan 2 lampu tanpa filter. Intensitas cahaya sebesar 2800 lux (≈27 photosynthetic photon flux density (PPFD)) optimum terhadap pertumbuhan kultur kelapa sawit. Kata kunci: filter cahaya, intensitas cahaya, kelapa sawit, kultur in vitro, NAA
CITATION STYLE
Simamora, A. N., Erwin Nazri, & Faizah, R. (2021). PENGARUH INTENSITAS DAN FILTER CAHAYA TERHADAP PERKEMBANGAN KULTUR KELAPA SAWIT. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 26(1), 1–6. https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v26i1.42
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.