Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun, UMK masih memiliki banyak masalah. Mereka masih kesulitan mengakses pembiayaan usaha yang diberikan oleh lembaga keuangan dan perbankan syariah. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis manfaat, peluang, biaya dan risiko lembaga keuangan syariah khususnya Baitul Mal wat Ta > mwil (BMT) > dalam mengembangkan usaha mikro kecil dengan menggunakan metode AnalyticalNetwork Process (ANP) dengan pendekatan Benefit Opportunity Cost Risk (BOCR), termasuk alternatif strategi yang diusulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prioritas tertinggi dari klaster Cost dan Risk adalah kurangnya dukungan dan pemahaman masyarakat. Sementara prioritas tertinggi dari klaster Benefit dan Opportunity adalah BMT menggunakan sistem bagi hasil, yaitu dengan mempertimbangkan keuntungan an kerugian, dan luasnya jaringan atau unit layanan BMT. Prioritas strategis yang akan menjadikan BMT sebagai alternatif strategis untuk mempromosikan usaha mikro kecil di sektor pertanian adalah dengan menyediakan skema pembiayaan alternatif berdasarkan sub-kegiatan, membentuk Program Keterkaitan antara BUS-BPRS-LKA-Pemerintahan, mengatur skema insentif, dan pembentukan Bank Pertanian Nasional, yang akan sepenuhnya fokus pada proyekproyek di bidang pertanian.
CITATION STYLE
Masrifah, A. R. (2017). Baitul Māl Wat Tamwīl (BMT) sebagai Alternatif Strategis Memajukan Usaha Mikro Kecil Sektor Pertanian. Islamic Economics Journal, 3(1). https://doi.org/10.21111/iej.v3i1.1387
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.